UPT SDN 12 API - API BAYANG


KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI

Kepemimpinan Kepala Sekolah UPT SDN 12 Api-Api Kec. Bayang merupakan inti dari manajemen yang berperan sebagai penggerak, dinamisator, dan koordinator, dari segala sumber daya manusia dan sumber daya yang lain yang ada di UPT SDN 12 Api-Api Kec. Bayang dan juga sebagai faktor kunci dalam aspek menejerial untuk mencapai sasaran–sasaran tertentu.
Disamping itu kepemimpinan yang dinamis Kepala Sekolah Kami dan efektif merupakan sumber daya yang paling pokok, sedangkan kepemimpinan seseorang akan mewarnai pola kerja serta cara mengakomodasikan seluruh fungsi yang ada dalam mendukung terwujudnya tujuan UPT SDN 12 Api-Api Kec. Bayang.

Kepemimpinan kepala sekolah UPT SDN 12 Api-Api Kec. Bayang yang efektif harus memiliki sikap mandiri, terutama dalam mengkoordinasikan, menggerakkan, dan menyelaraskan semua sumber daya pendidikan yang tersedia. Kemandirian dan profesionalisme kepala sekolah kami merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong sekolah untuk dapat mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Selain itu, kepala sekolah harus mampu mengambil keputusan yang bijaksana secara tepat waktu dan tepat sasaran, tanpa harus menunggu perintah dari pimpinan yang ada di atasnya. 
Untuk mengadakan perubahan atau melaksanakan program, selalu dimulai dari diri sendiri, langkah pertama harus dilaksanakan sampai  finish sebelum memerintahkan yang lain untuk melangkah. Dengan kata lain, menjadikan diri sendiri sebagi contoh/teladan bagi rekan-rekan guru yang lain. Diharapkan dengan melihat hasil dari perbuatan/tindakan Kepala Sekolah, rekan-rekan yang lain merasa terpanggil untuk melaksanakan program yang sudah direncanakan. Seperti kata peribahasa :
“SATU TELADAN LEBIH BERMAKNA DARI PADA SEJUTA KATA”.

MENJADI GURU YANG BAIK DAN DISAYANGI

GURU KELAS : AGUS SYAFRIATI, S.Pd
Seorang guru harus benar-benar menguasai materi dengan baik yang akan diajarkan. banyak hal cara bagaimana kita menyiapkan materi agar anak didik kita mengerti sekaligus memahami materi yang kita sampaikan.


Gunakan bahasa, cara, metode yang sederhana agar anak didik kita cepat memahaminya, dan mampu menghidupkan suasana kelas. Disinilah kesulitan para guru. Mengapa sulit dikarenakan beragam karakter dari sang murid. Bagaiamana kita bisa menguasai kelas kalau kita tidak mengerti karakter dari mereka (murid).

Menjadi guru yang baik dan disayang siswa:
1.  Menguasai materi pelajaran yang dipegang.
2.  Cara mengajar selalu berbeda.
3.  Rajin periksa tugas siswa.
4.  Disiplin dan Bertanggung jawab.
5.  Humoris.
6.  Mendidik dengan hati dan menginspirasi.
7.  Ramah dan selalu tersenyum.
 8. Menjaga penampilan.
GURU KELAS : ERNI YANTI, S.Pd.SD





GURU PJOK: KASMIRMAN, S.Pd


GURU JAMAN NOW

Oleh : DONNI SAPUTRA, S.Pd.M.Pd (Kepala UPT SDN 12 Api-Api Kec. Bayang Kabupaten Pesisir Selatan).

Berat memang tugas seorang guru, digugu dan ditiru, menjadi touladan dan panutan bagi peserta didik dan lingkungan sekitar, menjadi seorang pengajar , dan lebih berat lagi adalah menjadi seorang pendidik, banyak orang yang mampu hanya mengajar, tetapi ketika dia menjadi pendidik agak kesulitan. Ketika guru dengan semangat tinggi ingin anak didiknya berhasil menerima pelajaran, kadangkala lupa siguru, ada anak yang dijewer oleh guru, ujung-ujungnya siguru akan berhadapan dengan orang tua si anak dan berkemungkinan berhadapan dengan pihak berwajib.

Jadi guru saat ini serbah salah, mau mendisiplinkan anak dan pembelajaran, sering berhadapan dengan HAM, maka para guru, beranilah mensiasati, bagaimana pembelajaran yang disampaikan, bisa diserap oleh siswa, dan kita tidak bebenturan dengan HAM, pepatah minang mengatakan” seperti mencabut rambut dalam tepung, tepung tidak tumpah, dan rambut tidak putus” jadilah guru jaman now yang bisa menyikapi keadaan, yang penting tugas kita mencerdaskan kehidupan bangsa ini dapat terlaksana.
Ditambah lagi dalam proses belajar mengajar, sudah lebih kurang 6 tahun kurikulum 2013 diterapkan di Negara yang kita cintai ini, sebagai penganti kurikulum 2006, sangat tinggi harapan pemerintah terhadap guru, pemerintah berupaya bagai mana bangsa kita ini cerdas, tidak sedikit dana yang dikeluarkan oleh pemerintah terhadap dunia pendidikan, mulai dari sertifikasi guru, dan banyak lagi hal yang lainnya, apakah tidak terketuk hati kita para guru untuk melaksakan pembelajaran sesuai dengan semestinya, mengawal pembelajaran mulai dari awal sampai akhir pembelajaran, menggunakan media yang tepat sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, memakai pendekatan yang tepat dan susuai dengan bidang studi.

Dalam implentasi kurikulum 2013, telah dlaksanakan pelatihan dan pendamping kepada guru sasaran bagaimana kurikulum 2013 ini terlaksana dengan baik, tinggal guru dengan sungguh sungguh melaksanakannya, guru harus bisa mempersiapkan pembelajaran sedemikian rupa sehingga pembelajaran dapat tersampaikan tepat sasaran, gunakan lah ICT untuk mencari informasi, dan bahan pembelajaran, tetapi jangan gunakan ICT untuk mendowload RPP kurikulum 2013, itu tidak akan paernah cocok dan sesuai dengan buku guru dan buku siswa yang diterapkan disekolah, kenapa demikian, karena RPP yang di download itu bisa jadi RPP tahun 2013 awal, sementara yang bapak, ibu guru laksanakan saat ini adalah buku guru dan buku siswa revisi tahun 2017.

Boleh saja kita berpedoman terhadap RPP yang di download tersebut, tetapi isinya harus kita sesuaikan dengan buku guru dan buku siswa yng kita punya, bekreasilah guru, buat pembelajaran semenarik mungkin, sehingga pembelajaran bergairah, ditambah lagi harapan pemerintah yang tertumpang kepada guru dalam implementasi kurikulum 2013 diantaranya integrasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Integrasi tersebut bukan sebagai program tambahan atau sisipan, melainkan sebagai cara mendidik dan belajar bagi seluruh pelaku pendidikan di satuan pendidikan.

Peraturan Presiden Nomor 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) menjadikan pendidikan karakter sebagai platform pendidikan nasional untuk membekali peserta didik sebagai generasi emas tahun 2045 dengan jiwa Pancasila dan karakter yang baik guna menghadapi dinamika perubahan di masa depan (Pasal 2). Perpres ini menjadi landasan awal untuk kembali meletakkan pendidikan karakter sebagai jiwa utama dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Dan pengembangan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) juga perlu diletakkan dalam kerangka penguatan pendidikan karakter bagi peserta didik sesuai dengan tiga basis pendekatan utama dalam PPK.

Jadilah guru jaman now, yang bisa memfasilitasi peserta didik menjadi dirinya sendiri, dan dapat mengembangkan diri secara maksimal, jadikan teknologi untuk memperkaya ilmu pengetahuan, sehingga akan lahir siswa –siswa yang benar – benar sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 87 tahun 2017 tersebut


Guru jaman now, tidak boleh tua semalam dari siswa, karena siswa saat ini sangat pintar sekali, karena mereka dapat mengakses internet secara bebas dirumah, warnet atau dari android yang mereka punya, jangan kita para guru kelabakan menjawab pertanyaan dari siswa, contoh nyata : seorang guru menjelaskan manuasia adalah makluk social yang  butuh orang lain, guru bertanya jawab dengan siswa, “dengan apa nanda berangkat kesekolah tadi”, ada yang menjawab dengan ojek, jalan kaki, diantar orang tua, dan banyak lagi yang lain. Guru menjelaskan bahwa kita butuh orang lain untuk dapat sampai di sekolah, ada seorang siswa nyeleneh, saya tidak butuh orang lain buk, guru menjawab dengan apa tadi nanda kesekolah, siswa menjawab dengan mobil, guru menjawab lagi, kan ada sopir yang menyetir mobil, siswa tidak mau kalah dan menjawab lagi, saya nyetir sendiri buk, bearti saya tidak butuh orang lain. Dari contoh itu guru harus bisa menjawab dan meyakin kan siswa, sehingga bisa tertanam konsep sesuai dengan tujuan pembelajaran. 

KEPALA SEKOLAH DI ERA ICT

Menjadi kepala sekolah tentu melalui seleksi oleh pihak yang berkompeten dan sesuai dengan syarat yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah.       Yakni, untuk diangkat sebagai kepala sekolah/ madrasah, seseorang wajib memenuhi standar kepala sekolah/ madrasah yang berlaku nasional.
Kualifikasi Umum Kepala Sekolah/ Madrasah adalah sebagai berikut: a)  Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV) kependidikan atau non kependidikan pada perguruan tinggi yang terakreditasi,
b) Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggi-tingginya 56 tahun; c)  Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun menurut jenjang sekolah masing-masing, kecuali di Taman Kanak-kanak/Raudhatul Athfal (TK/RA) memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di TK/RA; dan d) Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi pegawai negeri sipil (PNS) dan bagi non-PNS disetarakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang berwenang.
Selain memenuhi kualifikasi untuk menjadi kepala sekolah atau menjadi seorang calon kepala sekolah harus memiliki kompetensi, yang terdiri dari: a)  Kepribadian; b) Manajerial; c)  Kewirausahaan; d)  Supervisi; e)  Sosial.
Dari kelima kompetensi tersebut mau tidak mau para kepala sekolah harus memilikinya. Kalau ingin sekolah yang di pimpinnya itu berhasil sesuai dengan yang diharapkan oleh pemerintah. Dalam mencapai tujuan pendidikan yang diamanatkan dalam undang undang dasar 1945.
Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat saat ini, kemampuan dan keahlian kepala sekolah mau tidak mau, harus mengikuti perkembangan tersebut. Salah satu adalah kemampuan menggunakan ICT atau computer.
Tidak semua kepala sekolah mempunyai kemampuan menggunakan ICT tersebut. Mereka lebih banyak hanya mengandalkan operator. Maka adakalanya yang harus dikerjakan sendiri oleh kepala sekolah dikerjakan oleh operator sekolah, seperti penilaian kinerja guru atau PKG yang menggunakan aplikasi PKG.
Rasanya kurang tepat, apabila penilaian kinerja guru dikerjakan oleh operator sekolah, karena dari 14 kompetensi yang dinilai operator sekolah kurang mengerti atau tidak mengerti sama sekali indikator penunjang kompetensi tersebut.  Sehingga apabila dipaksakan juga maka, nilai PKG guru tersebut tidak tepat atau kurang akurat, sebagai akibat dari kesalahan itu nilai angka kreditnya akan asal-asalan.
Contoh lain dari penggunaan ICT adalah dapodik sekolah. Dapodik sekolah adalah rohnya sebuah sekolah, seluruh data dan pengembangan sekolah dapat dilihat oleh pemerintah pusat maupun daerah.
Pemberian bantuan sekolah juga berdasarkan dapodik sekolah. Jika seorang kepala sekolah tidak mampu menggunakan atau mengoperasikan ICT atau computer maka ada kemungkinan kepala sekolah akan dikibuli oleh operator sekolah
Bukan berburuk sangka kepada operator sekolah, tetapi hal itu bisa saja terjadi, oleh karena itu niatkan diri bagi kepala sekolah yang belum mengerti menggunakan ICT atau computer jangan malu untuk belajar. Karena orang bijak mengatakan belajar sepanjang hayat , apabila tidak ada niat untuk belajar jangan paksakan diri untuk menjadi kepala sekolah, itu sama saja dengan menyiksa diri sendiri, karena sesuatu yang dipaksakan pasti hasilnya tidak akan memuaskan.
Diera serba computer atau digital ini, kepala sekolah harus mampu mengimbanginya, kalau ingin sekolah yang dipimpinnya itu dapat berkembang sesuai dengan yang diharapkan
Pemerintah sudah begitu banyak mengeluarkan dana untuk pengembangan pendidikan, supaya pendidikan bangsa yang kita cintai ini dapat meningkat, dan tidak dijajah lagi oleh bangsa lain.
PTcidak ada salahnya para kepala sekolaxh bersemangat dan menyinsingkan lengan baju. Sehingga bersinergi dengan kenginan pemerintah dan seluruh rakyat indonesia.
Kemajuan teknologi tidak bisa dibendung, maka harus diikuti dan sesuaikan dengan kebutuhan untuk mengembangkan dunia pendidikan, berusaha memanfaatkan ICT yang semakin canggih ini untuk mengembangkan lembaga yang kita pimpin, jangan ditakuti tetapi harus dipelajari.
Sangat banyak manfaan yang akan diadapat oleh kepala sekolah apabila mampu menggunakan ICT diantaranya adalah : a) Dapat berbagi informasi dan hasil penelitian dengan lembaga pendidikan lain, b) Dapat memberi layanan yang lebih baik kepada para peserta didik, d) Dapat menjangkau peserta didik yang tempatnya sangat jauh. e) Melalui perpustakaan online, dapat menekan biaya untuk menyediakan  buku, dan banyak lagi hal yang positif yang akan didapat.