Oleh
: DONNI SAPUTRA, S.Pd.M.Pd (Kepala UPT SDN 12 Api-Api Kec. Bayang Kabupaten Pesisir Selatan).
Berat
memang tugas seorang guru, digugu dan ditiru, menjadi touladan dan panutan bagi
peserta didik dan lingkungan sekitar, menjadi seorang pengajar , dan lebih
berat lagi adalah menjadi seorang pendidik, banyak orang yang mampu hanya
mengajar, tetapi ketika dia menjadi pendidik agak kesulitan. Ketika guru dengan
semangat tinggi ingin anak didiknya berhasil menerima pelajaran, kadangkala
lupa siguru, ada anak yang dijewer oleh guru, ujung-ujungnya siguru akan
berhadapan dengan orang tua si anak dan berkemungkinan berhadapan dengan pihak
berwajib.
Jadi
guru saat ini serbah salah, mau mendisiplinkan anak dan pembelajaran, sering
berhadapan dengan HAM, maka para guru, beranilah mensiasati, bagaimana
pembelajaran yang disampaikan, bisa diserap oleh siswa, dan kita tidak
bebenturan dengan HAM, pepatah minang mengatakan” seperti mencabut rambut dalam
tepung, tepung tidak tumpah, dan rambut tidak putus” jadilah guru jaman now
yang bisa menyikapi keadaan, yang penting tugas kita mencerdaskan kehidupan
bangsa ini dapat terlaksana.
Ditambah
lagi dalam proses belajar mengajar, sudah lebih kurang 6 tahun kurikulum 2013
diterapkan di Negara yang kita cintai ini, sebagai penganti kurikulum 2006,
sangat tinggi harapan pemerintah terhadap guru, pemerintah berupaya bagai mana
bangsa kita ini cerdas, tidak sedikit dana yang dikeluarkan oleh pemerintah
terhadap dunia pendidikan, mulai dari sertifikasi guru, dan banyak lagi hal
yang lainnya, apakah tidak terketuk hati kita para guru untuk melaksakan
pembelajaran sesuai dengan semestinya, mengawal pembelajaran mulai dari awal
sampai akhir pembelajaran, menggunakan media yang tepat sesuai dengan
karakteristik mata pelajaran, memakai pendekatan yang tepat dan susuai dengan
bidang studi.
Dalam
implentasi kurikulum 2013, telah dlaksanakan pelatihan dan pendamping kepada
guru sasaran bagaimana kurikulum 2013 ini terlaksana dengan baik, tinggal guru
dengan sungguh sungguh melaksanakannya, guru harus bisa mempersiapkan
pembelajaran sedemikian rupa sehingga pembelajaran dapat tersampaikan tepat
sasaran, gunakan lah ICT untuk mencari informasi, dan bahan pembelajaran,
tetapi jangan gunakan ICT untuk mendowload RPP kurikulum 2013, itu tidak akan
paernah cocok dan sesuai dengan buku guru dan buku siswa yang diterapkan
disekolah, kenapa demikian, karena RPP yang di download itu bisa jadi RPP tahun
2013 awal, sementara yang bapak, ibu guru laksanakan saat ini adalah buku guru
dan buku siswa revisi tahun 2017.
Boleh
saja kita berpedoman terhadap RPP yang di download tersebut, tetapi isinya
harus kita sesuaikan dengan buku guru dan buku siswa yng kita punya,
bekreasilah guru, buat pembelajaran semenarik mungkin, sehingga pembelajaran
bergairah, ditambah lagi harapan pemerintah yang tertumpang kepada guru dalam
implementasi kurikulum 2013 diantaranya integrasi Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) dan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Integrasi tersebut bukan sebagai program tambahan atau sisipan,
melainkan sebagai cara mendidik dan belajar bagi seluruh pelaku pendidikan di
satuan pendidikan.
Peraturan Presiden
Nomor 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) menjadikan
pendidikan karakter sebagai platform pendidikan nasional untuk membekali
peserta didik sebagai generasi emas tahun 2045 dengan jiwa Pancasila dan
karakter yang baik guna menghadapi dinamika perubahan di masa depan (Pasal 2).
Perpres ini menjadi landasan awal untuk kembali meletakkan pendidikan karakter
sebagai jiwa utama dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Dan
pengembangan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) juga perlu diletakkan dalam
kerangka penguatan pendidikan karakter bagi peserta didik sesuai dengan tiga
basis pendekatan utama dalam PPK.
Jadilah guru jaman
now, yang bisa memfasilitasi peserta didik menjadi dirinya sendiri, dan dapat
mengembangkan diri secara maksimal, jadikan teknologi untuk memperkaya ilmu
pengetahuan, sehingga akan lahir siswa –siswa yang benar – benar sesuai dengan Peraturan
Presiden Nomor 87 tahun 2017 tersebut
Guru jaman now, tidak boleh tua semalam dari siswa, karena siswa saat
ini sangat pintar sekali, karena mereka dapat mengakses internet secara bebas
dirumah, warnet atau dari android yang mereka punya, jangan kita para guru
kelabakan menjawab pertanyaan dari siswa, contoh nyata : seorang guru
menjelaskan manuasia adalah makluk social yang
butuh orang lain, guru bertanya jawab dengan siswa, “dengan apa nanda
berangkat kesekolah tadi”, ada yang menjawab dengan ojek, jalan kaki, diantar
orang tua, dan banyak lagi yang lain. Guru menjelaskan bahwa kita butuh orang
lain untuk dapat sampai di sekolah, ada seorang siswa nyeleneh, saya tidak
butuh orang lain buk, guru menjawab dengan apa tadi nanda kesekolah, siswa
menjawab dengan mobil, guru menjawab lagi, kan ada sopir yang menyetir mobil,
siswa tidak mau kalah dan menjawab lagi, saya nyetir sendiri buk, bearti saya
tidak butuh orang lain. Dari contoh itu guru harus bisa menjawab dan meyakin
kan siswa, sehingga bisa tertanam konsep sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
BERPRASANGKA BAIK SEHINGGA HATI TIDAK MENJADI SEMPIT.